BERITA: Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Konferensi Waligereja Indonesia Monitoring Dana Aksi Puasa di Keuskupan Ruteng

Foto Bersama Usai Monev berlangsung (Foto: PSE KWI)

Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Konferensi Waligereja Indonesia (PSE KWI) melaksanakan monitoring evaluasi (Monev) Dana Aksi Puasa tahun 2024 yang telah digelontorkan ke beberapa Paroki di Keuskupan Ruteng. Adapun kegiatan monev tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana dana yang telah dialokasikan sesuai dengan proposal yang telah diajukan paroki berdampak pada pemberdayaan umat di paroki masing-masing. Adapun paroki yang mendapatkan kucuran dana APP KWI tahun 2024 di Keuskupan Ruteng yaitu Paroki Roh Kudus-Ka Redong, Paroki Mano, Paroki Santo Yusuf Benteng Jawa, Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang dan Paroki Santo Arnoldus Jansen Ponggeok.

Kegiatan monev tersebut berlangsung selama dua hari yakni Jumat, 13 September sampai Sabtu, 14 September 2024. Dimana pada hari pertama dilaksanakan di tiga Paroki Yaitu Paroki Roh Kudus Ka-Redong, Paroki Mano, dan Paroki Santo Yusuf Benteng Jawa. di hari kedua tim monev dari Komisi PSE KWI melakukan Monev di Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang dan berakhir di Paroki Santo Arnoldus Janssen Ponggeok.

Tim monitoring dan evaluasi PSE KWI hadir di Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang untuk mengevaluasi Program Pemberdayaan Keluarga Difabel Melalui Pemeliharaan Ternak Kambing dan Budidaya Sayur Organik Dengan Pemanfaatan Kotoran Kambing.

Adapun yang hadir dalam kegiatan monitoring evaluasi tersebut adalah Ketua komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Regio Nusa Tenggara RD. Marianus Dewantoro Talu welan, Staf Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Konferensi Waligereja Indonesia (PSE-KWI) Ibu Renny mustika. Kehadiran mereka didampingi oleh Ketua Komisi Pengembangan Sosial ekonomi Keuskupan Ruteng, RD. Marsel Zosimus Erot.

Dalam kesempatan itu, di hadapan keluarga difabel penerima manfaat program ketua PSE Regio Nusra, RD. Marianus Dewantoro Talu welan menyampaikan dirinya sangat bangga dengan program pemberdayaan yang dilakukan oleh PSE Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang. Menurutnya, Narang merupakan satu-satunya paroki di regio Nusra yang memiliki program pemanfaatan Dana APP Nasional yang untuk mengangkat kemanusiaan sahabat difabel.

“Luar biasa. Paroki Narang Paroki Narang menjadi paroki dengan bentuk pelayanan yang mengangkat kemanusiaan sahabat difabel. Fokus pelayanan ini menjadi ciri yang jarang ada di paroki lain di Regio Nusra”, ucap romo Nus, sapaan akrabnya usai mendengarkan testimoni dari keluarga difabel penerima manfaat program.

Usai Mengunjungi Kebun percontohan PSE Paroki Narang berpose bersama Tim Monev ( Foto: PSE Keuskupan Ruteng)

Romo Nus, imam Keuskupan Larantuka itu memiliki kepedulian yang sama dengan kaum difabel. Dirinya memberikan penguatan dan motivasi bagi pengurus PSE-PSOBK Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang dalam kesempatan monitoring evaluasi tersebut dengan mengatakan bahwa wajah Yesus bisa dijumpai dalam diri atau pribadi kaum difabel.

“Terima kasih telah melayani kaum difabel dengan baik. Saya di Keuskupan Larantuka juga melayani mereka (Difabel-Red). Kita meyakini bahwa kita menemukan wajah Yesus dalam pribadi kaum Difabel”, tambahnya menyemangati pengurus PSE-PSOBK Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang.

Sementara itu, Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Ruteng, Usai menyimak testimoni dari keluarga difabel, pastor paroki, ketua DPP, camat Satarmese Barat dan juga dari pengurus seksi PSE-PSOBK menyampaikan beberapa catatan yang penting diperbaiki ke depan terutama dalam memfasilitasi sahabat difabel yang memiliki kemampuan lebih dan menghasilkan produk yang bernilai jual.

“Pengurus PSE-PSOBK Paroki Narang harus bisa menemukan karya kaum difabel yang memiliki nilai jual baik untuk bisa dipamerkan dengan memanfaatkan beberapa event tahunan seperti Event Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Festival Golo Curu dan yang baru itu Festival Lembah San Pio di Kisol”, kata romo Josy.

Sementara itu, Pastor Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komisi PSE KWI yang telah menerima proposal yang diajukan oleh PSE Paroki Narang dalam Program Pemberdayaan Kelyarga Difabel yang ada di Paroki Narang.

 

Monev Program Pemberdayaan Keluarga Difabel Oleh Tim Monev dari PSE KWI (Foto: Komsos Paroki Narang)

“Atas nama Pastor Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang, saya menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Komisi PSE Konferensi Waligereja Indonesia yang telah memilih Paroki Narang sebagai salah satu penerima manfaat Dana APP Nasional Tahun 2024 melalui usulan proposal yang diajukan Seksi PSE Paroki Narang”, Ucap Romo Steven.

Selain itu, beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Komisi PSE Keuskupan Ruteng yang telah memberikan rekomendasi kepada PSE KWI untuk Paroki Narang sebagai salah satu Paroki yang menerima manfaat APP Nasioanl tahun 2024. Beliau berharap agar kerjasama itu akan terus berjalan terutama dalam mendampingi kaum difabel yang ada di Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang.

“Atas nama keluarga Difabel Paroki Narang dan juga pengurus PSE-PSOBK Paroki Narang saya jua menyampaikan terima kasih banyak kepada romo Josy selaku ketua PSE Keuskupan Ruteng yang telah merekomendasikan Paroki Narang ke Komisi PSE KWI untuk mendapatkan Dana APP Nasional tahun 2024.Semoga kerja sama ini akan terus berjalan baik terutama dalam mendampingi keluarga difabel yang ada di Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang”, lanjut Romo Steven

Kegiatan Monitoring Dan Evaluasi Program Pemberdayaan Keluarga Difabel Melalui Pemeliharaan Ternak Kambing dan Budidaya Sayur Organik tersebut juga dihadir oleh Camat Satarmese Barat, Anselmus Janggur. Dalam Kesempatan itu, Camat Ansel menyampaikan testimoninya terkait kerja sama dan kolaborasi yang telah dijalankan oleh gereja dan pemerintah kecamatan Satarmese Barat selama ini terutama dalam menangani kaum difabel.

Camat Ansel menerangkan antara gereja dan pemerintah memiliki tanggungjawab yang sama pada obyek yang sama. Gereja menyebutnya umat, semntara itu camat menyebutnya warga atau masyarakat. Sehingga menuturnya baik gereja maupun pemerintah memiliki tangggungjawab yang sama terutama bagi masyarakat atau umat yang merupakan kaum difabel.

Usai kegiatan monitoring tim monev selanjutnya mengunjungi kandang kambing dan kebun organik milik Seksi PSE Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang (*Red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BERITA: 107 Calon Guru Penggerak Kabupaten Manggarai telah Menyelesaikan Pendidikan Guru Penggerak

FEATURE PROFIL: Terpanggil Menjadi Seorang Guru Setelah Menyandang Sarjana

Pesan Bernas Moderator THS-THM Distrik Keuskupan Ruteng Kepada Peserta Pendadaran Sebagai Pelayan Kasih